Rabu, 09 September 2015

Museum Wayang Sendang Mas






Museum Wayang Sendang Mas
        
Alamat  : Jl. Gatot Subroto No. 1 Banyumas

Wayang merupakan kesenian utama masyarakat Jawa yang telah ditetapkan menjadi salah satu warisan dunia oleh Unesco, PBB. Wayang berasal dari kata bahasa Jawa ‘wewayangan’ yang artinya bayang-bayang. Wayang di Tanah Jawa bukanlah sebentuk kesenian yang seragam. Setiap komunitas menciptakan wayang yang dikreasi sedemikian rupa sesuai dengan semangat lokal dan disesuaikan dengan kebutuhan pementasan. Wayang Gagrag Banyumasan merupakan tipe wayang khas yang hanya mengambil sebagian elemen dari wayang yang berasal dari daerah lain di Jawa seperti wayang Yogyakarta, wayang Kedu dan wayang Surakarta. Sesuai karakter masyarakat yang mengagungkan kebebasan dan keterbukaan, Wayang Gagrag Banyumasan mengandung banyak unsur humor, dan upaya menertawakan jenis wayang baku yang penuh dengan aturan.

Museum ini mulai dibangun semenjak tahun 1982, sampai saat ini bangunan museum masih terus dikembangkan. Nama Sendang Mas merupakan bentuk singkat dari Seni Pedalangan Banyumas. Penegasan tersebut menegaskan betapa berbedanya Wayang Gagrag Banyumasan dengan jenis wayang lainnya.
 
Koleksi museum tidak hanya berupa jenis wayang yang merefleksikan lintasan sejarah, melainkan juga sejumlah alat bantu pertunjukkan wayang seperti blencong sebagai alat tata cahaya, gamelan sebagai alat musik wayang baku, calung sebagai alat musik gagrag Banyumasan hingga pakeliran atau layar. Sejumlah koleksi Museum Wayang Sendang antara lain Wayang Gagrag Banyumasan Tempo Dulu dan Sekarang, Gagrag Yogyakarta, Wrayang Krucil, Wayang Prajuritan, Wayang Kidang Kencana, Wayang Golek Purwa, Wayang Golek Menak, Wayang Suluh, Wayang Beber, Wayang Kulit Purwa, Wayang Suluh, Wayang Golek Purwo, Wayang Golek Menak, Wayang Krucil, Wayang Beber, Gamelan Slendro, Calung/Angklung, Kaligrafi Huruf Jawa, Wayang Suket/Adam Marifat, Banyumas Tempo dulu, dan masih banyak lagi. Selain itu terdapat benda Tosan Aji, Buku perpustakaan dan arkeologi yang memamerkan sejumlah peninggalan peralatan dari bahan baku batu dan kayu.

Museum Wayang Sendang Mas – Mengenal Tokoh Pewayangan Dari Sebuah Museum, Banyumas – Jawa Tengah
Sebagian besar museum lebih banyak memamerkan benda-benda bersejarah yang pernah populer atau dulunya digunakan oleh orang penting, berasal dari jaman prasejarah, atau bahkan untuk memamerkan fosil-fosil tulang hewan purba. Tetapi, di Banyumas terdapat sebuah museum yang mengkoleksi banyak jenis wayang bernama Museum Wayang Sendang Mas. Anda pasti sudah tahu kalau wayang yang berkembang di Indonesia telah diakui secara internasional dan dijadikan sebagai salah satu warisana dunia oleh PBB, UNESCO. Museum ini dibangun tahun 1983 dan wayang yang dikoleksi pun cukup lengkap.
Penamaan Sendang Mas pada museum ini mempunyai kemiripan akronim dari “Seni Pedalangan Banyumas”. Museum Wayang Sendang Mas berada di Jalan Kawedanan no 1 Kabupaten Banyumas, atau berada di eks Kawedanan Banyumas yang jaraknya sekitar 15 km ke arah timur dari kota Purwokerto. Tempat ini berada di kompleks pendopo dari duplikat Sipanji Banyumas yang dulunya merupakan pusat pemerintan di Kabupaten Banyumas sebelum akhirnya dipindah ke kota Purwokerto. Sedangkan sekarang, pendopo ini telah dijadikan sebagai kantor Kecamatan Banyumas.
Pendirian museum ini atas prakarsa dari bapak Soepardjo Roestam dengan tokoh Banyumas lain untuk memberi pembelajaran dan pengenalan wayang yang ada di kota Banyumas dan sekitarnya sehingga lebih dikenal oleh masyarakat luas. Selain itu, pendirian museum juga dimaksudkan untuk terus dapat melestarikan budaya Jawa dan seni wayang pada khususnya.
Sedangkan koleksi utama yang dimiliki oleh museum ini berupa gagrak Banyumasan. Bagi orang Banyumas, tokoh wayang Bawor merupakan tokoh yang sangat terkenal. Mungkin anda perlu tahu bahwa gagrag Banyumasan ini merupakan satu jenis wayang yang mengambil sebagian unsur dari wayang dari daerah lain, misalnya dari wayang Surakarta, Kedu, dan Yogyakarta.
Hal ini terjadi karena masyarakat Banyumas menginginkan keterbukaan dan kebebasan sehingga wayang Banyumasan lebih banyak mengandung unsur jenaka atau humor untuk menghibur para penonton dengan cara ‘menertawakan dan menyindir’ jenis wayang yang selalu patuh pada aturan.
Lebih lengkapnya, wayang yang dimiliki oleh museum ini meliputi wayang gagrak Banyumasan, wayang kulit purwo gagrak Yogyakarta, Surakarta, wayang kancil, wayang suluh, wayang kidang kencana, wayang krucil, wayang golek menak, wayang golek purwo, wayang prajuritan, wayang suket, wayang beber, dan wayang adam ma’rifat.
Disamping itu, ada juga koleksi lain yaitu gamelan Slendro, angklung atau calung, foto kenangan kota Banyumas tempo dulu, tombak peninggalan dari bupati pertama Banyumas, lukisan dari bupati Banyumas, benda arkeologi kuno dari kota Banyumas, benda ethnografi kuno, kitab-kitab kuno, tosan aji, seni kaligrafi huruf Jawa dalam bentuk punakawan dan gunungan, serta koleksi lain seperti peninggalan bersejarah berupa peralatan tradisional berbahan kayu dan batu.
Museum Wayang Sendang Mas yang ada di Banyumas ini mempunyai luas sekitar 0,2 hektar dan luas bangunannya mencapai 252 m2. Tempat ini buka pada hari Senin – Kamis pukul 07.15 – 14.15 WIB, hari Jum’at buka pukul 07.15 – 11.15 WIB, Sabtu buka pukul 17.15 – 12.45 WIB dengan tiket masuk Rp500* per orang.
Disaat anda berada di museum ini, anda dapat menyaksikan secara lebih detail tentang kekhasan dan keunikan dari gagrag Banyumasan yang terletak pada satu tokoh bernama Bawor. Sedangkan pada pewayangan gaya Yogyakarta dan Surakarta sering disebut dengan Bagong.
Selain itu, gendhing yang digunakan pada gagrag Banyumasan lebih sering menggunakan gendhing kembang glepang serta jenis gendhing Banyumas lain. Tetapi untuk gagrag dari Surakarta dan Yogyakarta lebih sering menggunakan gendhing pangkur, gending sulukan dan lainnya.
Semua koleksi yang ada di Museum Wayang Sendang Mas di Kabupaten Banyumas ini ingin memberikan gambaran tentang sebuah lintasan sejarah yang pernah terjadi di masa lalu dan juga sebagai cara untuk membantu pementasan seni wayang seperti dalam hal tata cahaya atau blencong, gamelan untuk alat musik, serta calung yang digunakan dalam gagrag Banyumasan serta layar atau pakeliran.
Jadi, kalau anda berkunjung ke Museum Wayang Sendang Mas di Banyumas, pengetahuan anda akan berbagai macam wayang yang berkembang di Jawa khususnya akan makin bertambah. Selain itu, anda juga dapat melihat koleksi berupa buku-buku kuno yang mempunyai nilai sejarah tinggi sehingga kita dapat mengintip jenis kesenian tradisional yang dulu pernah jaya.
Koleksi wayang-wayang itu pun dipajang ditembok yang dilapisi dengan kaca sehingga dapat terjaga kebersihannya dan tidak mudah kotor oleh debu. Dengan begitu, wayang yang dipajang pun dapat berumur panjang sehingga bisa disaksikan oleh generasi yang akan datang.
Selain itu, pengunjung yang datang ke Museum Wayang Sendang Mas di Banyumas ini juga diharapkan dapat mengambil sisi positif dari sejarah pewayangan yang berkembang di wilayah Banyumas pada khususnya. Dengan begitu, perkembangan seni wayang pun tidak akan lekang dimakan oleh waktu karena generasi muda diharapkan lebih sering berkunjung ke museum untuk lebih mengenal budaya sendiri.
Dan dengan mempelajari bidang kesenian, maka wawasan kebudayaan kita pun akan semakin bertambah dan kita juga tahu kalau ada satu museum yang mengkhususkan diri mengkoleksi dan memamerkan tokoh-tokoh wayang dari berbagai tempat agar tidak punah.
Jadi, biarpun anda bukan penggemar seni pewayangan, tidak ada salahnya berkunjung ke Museum Wayang Sendang Mas di Banyumas. Dengan begitu, anda dapat lebih mengenal tokoh-tokoh wayang yang sering diceritakan oleh orang tua kita. Tentu mengasyikan, bukan? Selamat berkunjung.
Keterangan * : Harga dapat berubah sewaktu-waktu.

Wayang merupakan kesenian utama masyarakat Jawa yang telah ditetapkan menjadi salah satu warisan dunia oleh Unesco, PBB. Wayang berasal dari kata bahasa Jawa ‘wewayangan’ yang artinya bayang-bayang. Pertunjukkan merupakan sajian cerita tutur yang digambarkan melalui boneka, dan diproyeksikan ke dalam bentuk bayangan dengan bantuan tata cahaya.
Wayang digerakkan oleh seorang dalang, dengan iringan seperangkat gamelan sebagai latar musik dan dukungan tembang-tembang Jawa yang dinyanyikan seorang sinden.
Wayang di Tanah Jawa bukanlah sebentuk kesenian yang seragam. Setiap komunitas menciptakan wayang yang dikreasi sedemikian rupa sesuai dengan semangat lokal dan disesuaikan dengan kebutuhan pementasan. Wayang gagrag Banyumasan merupakan tipe wayang khas yang hanya mengambil sebagian elemen dari wayang yang berasal dari daerah lain di Jawa seperti wayang Yogyakarta, wayang Kedu dan wayang Surakarta. Sesuai karakter masyarakat yang mengagungkan kebebasan dan keterbukaan, wayang gagrag Banyumasan mengandung banyak unsur humor, dan upaya menertawakan jenis wayang baku yang penuh dengan aturan.
Museum
Museum menjadi ruang pamer yang menceritakan kembali lintasan sejarah dan beragam kreasi wayang. Mulai dibangun semenjak tahun 1982, sampai saat ini bangunan museum masih terus dikembangkan. Nama Sendang Mas merupakan bentuk singkat dari Seni Pedalangan Banyumas. Penegasan tersebut menegaskan betapa berbedanya wayang gagrag Banyumasan dengan jenis wayang lainnya.
Pembedaan itu terdapat pada aransemen musik gending yang tidak seutuhnya menggunakan standard pewayangan seperti gending sulukan dan gending pangkur. Gagrag Banyumasan juga menghadirkan tokoh baru yang berkarakter unik bernama Bawor.
Bawor dalam kisahnya merupakan anak tertua hasil doa pemujaan tokoh bijak titisan dewa, Ki Semar. Bawor lahir dari bayangan Ki Semar usai melakukan pemujaan, sehingga secara fisik memiliki kemiripan. Bentuk wajah dan tubuh yang asimetris, serba tidak beraturan, menjadi ciri utamanya. Bawor memiliki perut buncit, pantat super besar dan hidung pesek yang jelek.
Kisah-kisah pewayangan gagrag Banyumasan menghadirkan Bawor sebagai sosok bijak yang memiliki gaya bicara ceplas-ceplos, spontan, serba terbuka, humoris dan mengusung semangat kejujuran. Bawor dengan teguh akan memakai bahasa Banyumasan yang berbeda dengan tokoh-tokoh wayang lain yang memakai bahasa Jawa baku.
Lintasan Sejarah
Kesenian wayang telah melampaui masa ribuan tahun dan terus bertahan dengan menyesuaikan kemajuan jaman. Sejumlah ilustrasi dari berbagai bahan yang telah digunakan dalam pewayangan digambarkan di dalam museum.
Bahan
Nama Wayang
Tahun Masehi
Kisah
Kulit
Kulit Purwo
872
Mahabrata dan Ramayana
Kidang Kencana
1556
Mahabrata dan Ramayana
Gedog
1563
Serat Panji
Klitik Kulit
1648
Damarwulan
Kuluk
Duporo
1830
1830
Kerajaan Demak dan Mataram Kerajaan Demak dan Surakarta
Madya
1850
Kerajaan Kediri
Wahana
1920
Wayang Kontemporer
Kancil
1925
Dongeng Binatang
Adam Makrifat
1940
Olah Tasawuf
Jawa
1940
Sejarah Pangeran Diponegoro
Perjuangan
1943
Perjuangan Republik Indonesia
Suluk
1947
Perjuangan Republik Indonesia
Pancasila
1947
Ajaran Pancasila
Wahyu
1963
Ajaran Agama Katholik
Sejati
1972
Cerita Sejarah
Daun
Rontal Purwo
934
Mahabrata dan Ramayana
Daun Kluwih
1316
Dolanan Bocah
Kain
Beber Purwo
1361
Mahabrata dan Ramayana Gamelan Slendro
Beber Gedong
1564
Serat Panji Gamelan Pelog
Kayu
Klithik
1564
Cerita Damarwulan
Golek Purwo
1584
Mahabrata dan Ramayana
Thenguk
1900
Cerita Menak
Golek Jakin Nata
1965
Mahabrata
Orang
Wayang Wong
1760
Mababrata dan Ramayana
Pethilan
1760
Mahabrata, Ramayana, Panji
Batu
Relief Candi
Abad IX-XV
Mahabrata dan Ramayana
Suket
Permainan Anak
Kontemporer
Dongeng, Permainan Anak
Bambu
Permainan Anak
Kontemporer
Permainan Anak
Logam
Permainan Anak
Kontemporer
Permainan Anak
Karton
Permainan Anak
Kontemporer
Permainan Anak
Koleksi
Koleksi museum tidak hanya berupa jenis wayang yang merefleksikan lintasan sejarah, melainkan juga sejumlah alat bantu pertunjukkan wayang seperti blencong sebagai alat tata cahaya, gamelan sebagai alat musik wayang baku, calung sebagai alat musik gagrag Banyumasan hingga pakeliran atau layar.
Sejumlah koleksi Museum Wayang Sendang antara lain Wayang Gagrag Banyumasan Tempo Dulu dan Sekarang, Gagrag Yogyakarta, Wrayang Krucil, Wayang Prajuritan, Wayang Kidang Kencana, Wayang Golek Purwa, Wayang Golek Menak, Wayang Suluh, Wayang Beber, Wayang Kulit Purwa, Wayang Suluh, Wayang Golek Purwo, Wayang Golek Menak, Wayang Krucil, Wayang Beber, Gamelan Slendro, Calung/Angklung, Kaligrafi Huruf Jawa, Wayang Suket/Adam Marifat, Banyumas Tempo dulu, dan masih banyak lagi. Selain itu terdapat benda Tosan Aji, Buku perpustakaan dan arkeologi yang memamerkan sejumlah peninggalan peralatan dari bahan baku batu dan kayu.
Lokasi Museum
Jalan Gatot Subroto No.1, Banyumas
Transportasi
Jarah tempuh dari Terminal Bus : 18 Km
Jarah tempuh dari Stasiun KA : 20 Km
Jadwal KunjungSenin - Kamis : 07.15 - 14.15
Jum'at : 07.15 - 11.15
Sabtu : 07.15 - 12.45Harga Karcis Masuk
a. Dewasa : Rp 500,-
b. Anak-anak : Rp 500,-
c. Rombongan : Rp 500,-
Fasilitas
Luas Tanah / Luas Bangunan : 0,20 Ha / 2.52 m2
- Ruang Pameran Tetap
- Toilet
Organisasi
Jumlah Pegawai 7 orang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar